Rabu, 13 Juli 2011
ATAP
ATAP
A. Pengertian Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.
Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.
B. Syarat-syarat Konstruksi Atap
Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4. Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.
C. Macam-macam Bentuk Atap
Bentuk atap berdasarkan kemiringannya :
1. Atap Datar (kemiringan 0°- 4°)
karakter:
- Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya;
- Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat);
- Ruangan cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam ruang);
- Ada 2 jenis penutup, yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran panasnya lebih tinggi.
2. Atap Miring, (tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan)
karakter:
- konstruksi atap lebih rumit;
- membutuhkan jumlah material yang lebih banyak;
- ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
- pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti beton, bitumen, kayu keras (sirap), dan lembaran baja tipis yang dibentuk seperti genteng;
- pilihan model atap: pelana, perisai, kerucut, kombinasi beberapa tipe.
Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bahan atap tradisional. Atap sirap, salah satunya dibuat dari kayu ulin alias kayu besi yang dikeping tipis-tipis. Juga daun-daun dari beberapa jenis palma dan ilalang kerap dirangkai untuk digunakan sebagai atap. Di antaranya dari daun rumbia, kelapa, enau dan nipah.
Ada dua bentuk dasar atap rumah yang paling sering dipakai, yaitu atap pelana (gable roof) dan perisai (hip roof). Berikut adalah sketsa dari kedua jenis atap tersebut:
Atap Pelana
Sesuai dengan bentuknya yang segi tiga dan sudut yang curam, fungsi model atap pelana adalah agar air hujan, sampah daun dan sejenisnya dapat segera jatuh ke sisi bangunan.
Atap Perisai.
Atap perisai terutama pada awalnya ditujukan untuk lingkungan dengan iklim yang ekstrim, yaitu dimana angin dan mungkin badai sering terjadi. Bentuk rangka yang kompleks, memungkinkan atap perisai dapat menahan terpaan angin dari berbagai arah. Dari bentuk, dan luasannya jelas bahwa atap perisai lebih memakan biaya daripada atap pelana.
Sesuai dengan bentuk bangunan, model dasar kedua atap ini dapat dimodifikasi. Misalnya:
Bentuk atap Pelana Silang (Cross Grabled Roof) (untuk bangunan berbentuk T, L, U)
Bentuk atap Perisai Piramid (Pyramid Hip Roof)
Bentuk atap Perisai silang (untuk bangunan berbentuk T, L, U)
Atau Kombinasi/Hybrid antara Perisai dan Pelana
Bentuk bangunan yang lebih kompleks membutuhkan desain atap yang kompleks juga dan sekaligus menciptakan keindahan bentuk rumah.
D. Komponen Penyusun Atap
Ada tiga komponen penyusun atap:
1. Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap);
2. Penutup atap (genteng,polikarbonat);
3. Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)
1. Struktur atap
Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok–balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal (kecuali pada struktur atap dak beton). Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng. Susunan rangka atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu: struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu, kuda-kuda dan rangka kayu, struktur baja konvensional, struktur baja ringan. Diluar itu ada pula struktur dak beton yang biasa digunakan untuk atap datar.
Atap dan bagian-bagiannya :
1. Jurai dalam
Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan, dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.
2. Jurai luar
Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan, terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.
3. Bubungan (nok)
Merupakan sisi atap yang teratas, selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah bangunan.
4. Gording
Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.
5. Kasau
Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.
6. Reng
Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng, semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.
2. Penutup atap
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu bangunan terletak pada keserasian atapnya. salah satu faktor yang turut mempengaruhi keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Penutup atap ini dimaksudkan untuk melindungi bagian dalam terhadap pengarauh hawa, yaitu berupa hujan, panas, angin, debu atau pengaruh-pengaruh lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan penghuninya. Jenis bahan penutup yang dapat digunakan, maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.
Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penutup atap adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap iklik setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya bangunan itu mempunyai iklim panas atau iklim dingin;
2. Bentuk keserasian atap yang dikehendaki;
3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut;
4. Mudahnya bahan itu didapat atau didatangkan di tempat di mana bangunan itu didirikan;
5. Jumlah dana / Uang yang tersedia.
Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas barulah kiranya kita dapat menentukan atau memilih salah satu jenis bahan penutup bidang atap yang akan dipergunakan.
Adapun syarat umum bahan penutup atap adalah :
• Bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi;
• Harus rapat terhadap air hujan / tidak tembus air;
• Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca;
• Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan;
• Tidak mudah terbakar;
• Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di pasang;
• Tahan lama atau awet.
Disamping persyaratan di atas, bahan penutup atap mempunyai hubungan yang erat dengan sudut lerengnya. Makin rapat dan padat bahan penutup atap, sudut lerengnya dapat dibuat lebih landai seperti bahan dari beton atau asbes.
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :
1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.
2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.
3. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
Talang
Talang adalah saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.
Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh,tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
E. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam klasifikasi struktur framework (truss), secara umum kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu, baja, dan beton bertulang.
• Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12 m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10 meter
• kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
• Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10 hingga 12 meter.
• Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua struktur beton/baja selaku tumpuannya. Perlu diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen, karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja (dalam perhitungan struktur tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya sebagai beban).
Beban-beban yang dihitung adalah :
1. Beban mati (yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi menggantung).
2. Beban hidup (angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap).
Kuda - kuda berdasarkan bentang kuda-kuda dan jenis bahannya :
Bentang 3-4 Meter
Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang.
Bentang 4-8 Mater
Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang.
Bentang 9-16 Meter
Untuk bentang 9 s.d. 16 meter, bahan dari baja (double angle). Untuk bentang lebih dari 9 m disarankan menggunakan tenaga ahli dalam menentukan dimensi material yang digunakan.
Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, bahan dari baja (double angle).
Kuda-Kuda Baja Profil Siku
Kuda-Kuda Gabel Profil WF
F. Macam-macam Rangka Atap
1. Atap baja ringan
Kelebihannya:
Merupakan material baru yang makin diminati.
Bahan ini dapat dibuat dengan bermacam bentangan (panjang atau lebar atap).
Merupakan bahan yang bila dirancang dengan benar, akan lebih kuat dari atap kayu, serta lebih aman.
Material ini lebih awet, tidak bisa dimakan rayap
Material baja ringan lebih tahan api.
Lewat kontraktor khusus atap baja ringan, pengerjaan atap menjadi lebih cepat.
Bahan baja ringan sudah diberi lapisan anti karat.
Kekurangannya:
Atap baja ringan harus dibuat oleh kontraktor spesialis yang biasa membuat konstruksi atap baja ringan, dan tidak bisa dibuat sembarangan tukang.
Harga per meter atap baja ringan lebih mahal.
2. Atap konstruksi kayu
Kelebihannya:
Atap konstruksi kayu masih diminati banyak orang
Merupakan bahan yang mudah didapatkan di mana saja di took-toko material.
Merupakan bahan bangunan yang banyak dikuasai oleh tukang lokal.
Bahan kayu dapat dibentuk, dipotong, dan digunakan secara fleksibel (dapat diukur, dipotong, dibentuk melengkung, dan sebagainya).
Kekurangannya:
Atap kayu mudah terbakar, dan bisa dimakan rayap.
Material kayu bisa mengembang atau menyusut.
Bentang atap dengan konstruksi kayu seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.
Kayu makin sulit didapatkan, akibatnya harganya makin mahal.
3. Atap Konstruksi bambu
Kelebihannya :
Di samping kekuatan bambu cukup tinggi (hasil penelitian yang diakukan, kekuatan tarik pada bagian kulit bambu untuk beberapa jenis bambu melampaui kuat tarik baja mutu sedang),
ringan, sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3-5 tahun sudah siap ditebang), berbentuk pipa berruas sehingga cukup lentur untuk dimanfaatkan sebagai kolom,
Kekurangannya :
namun bambu juga mempunyai kelemahan berkaitan dengan keawetannya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar